Mengenal Lebih Dekat Lima Pendatang Baru Di Bursa Calon Senator Sulteng

mengenal-lebih-dekat-lima-pendatang-baru-di-bursa-calon-senator-sulawesi-tengah (6)

Berita Sulteng - Selama dua minggu Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sulawesi Tengah (Sulteng) sejak 16 sampai 29 Desember 2022 telah menerima pendaftaran bakal calon perseorangan untuk Pemilu 2024. Para calon yang telah mendaftar tersebut kini berstatus sebagai bakal calon anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Republik Indonesia untuk Dapil Sulteng. 

Hingga saat terakhir pendaftaran, total ada 30 nama yang telah mendaftarkan diri dan melengkapi persyaratan dukungan minimal. Selanjutnya proses ini bakal berlanjut pada serangkaian tahap verifikasi administrasi dan faktual yang akan bersambung ke agenda penetapan calon sementara di 11 September 2023.

Dalam proses pendaftaran ini, para bakal calon Anggota DPD ini harus menyetorkan 2.000 Kartu Tanda Penduduk (KTP) serta surat pernyataan dukungan, yang sebarannya pa;ing kurang ada di 7 dari total 13 kabupaten dan kota yang ada di Sulawesi Tengah. 

Dari nama-nama yang terdaftar ini, ada dua di antaranya yang berstatus sebagai senator petahana yang saat ini masih bertugas sebagai Anggota DPD RI yaitu Lukky Semen dan Abdul Rahman Thaha. 

Sementara itu, ada juga Ahmad Saifullah Malonda senator periode 2014-2019 yang kembali maju, pemilik suara terbanyak keenam pada hasil rekapitulasi suara calon DPD RI Perwakilan Sulteng pada Pemilu 2019 ini berpotensi menjadi Pengganti Antar Waktu (PAW) menggantikan Almarhum Shaleh Aldjufri.

Baca Juga: 
H. Lut Paker Yakin Partai Gelora Buol Akan Mencapai Target Politik Di Pemilu 2024

Namun tentu saja diluar para pemain lama tersebut ada pula sejumlah nama-nama pendatang baru yang juga tidak bisa dipandang sebelah mata.

Buol Online memilih lima dari para pendatang baru dalam proses pencalonan senator Sulteng ini dan menyajikan profil singkat mereka, Kami memilih menyajikan lima tokoh ini terutama karena melihat latar belakang dan isu penting yang disuarakan di Sulawesi Tengah.

Mohammad Akbar Supratman

mengenal-mohammad-akbar-supratman-lebih-dekat-pendatang-baru-di-bursa-calon-anggota-dpd-senator-sulawesi-tengah-sulteng

Akbar yang merupakan anak dari anggota DPR RI asal Sulteng Supratman Andi Atgas ini aktif berkiprah di ibu kota Jakarta dalam berbagai organisasi kepermudaan. Ia tercatat sebagai sekretaris SAPMA Pemuda Pancasila DKI Jakarta dan juga sekretaris Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) DKI Jakarta. 

Pria berusia 24 tahun ini menjadi pembicaraan media nasional pada pertengahan Juni 2022 yang lalu saat menjadi Pihak Pelapor dalam kasus gerai kelab malam Holywings yang diduga telah melakukan penistaan agama dalam sebuah promonya. 

Baca Juga: 
Siska Febriyanty, Duta Parlemen Remaja DPR RI Wakil Sulawesi Tengah Asal SMA Negeri 1 Biau Kabupaten Buol

Ia juga dikenal ikut berperan mempromosikan Batik Bomba, termasuk saat baju dengan motif kebanggaan warga Sulteng itu dipakai oleh salah satu orang terkaya di Dunia, Elon Musk. Meski begitu, citra publik tentangnya tidak selalu manis. Ia pernah pula disorot media lantaran melanggar aturan ganjil genap di ibu kota. 

Bila nanti dapat terpilih sebagai anggota DPD RI pada Pemilu 2024 mendatang, Akbar tentu bisa menjadi tumpuan Sulteng terutama dalam berbagai isu kepemudaan serta pendidikan.

Andi Aril Pattalau

mengenal-andi-aril-pattalau-lebih-dekat-pendatang-baru-di-bursa-calon-anggota-dpd-senator-sulawesi-tengah-sulteng

Andi Aril Pattalau mulai dikenal luas oleh publik saat bertugas menjadi tenaga ahli Gubernur Sulteng, Rusdy Mastura pada awal tahun 2021 silam. Dia bahkan diberi posisi sebagai kepala sekretariat tenaga ahli yang berisikan 12 personel.

Andi juga dikabarkan berkontribusi besar dalam pencalonan Rusdy Mastura hingga menjadi Gubernur Sulawesi Tengah saat ini. Saat Pilkada tahun 2020, Ia memang banyak muncul di publik sebagai ketua tim Aliansi Relawan Rusdy Mastura atau ALARM.

Baca Juga: 
Etal Douw, Putra Buol Ketua DPC Ikadin Palu Terpilih Periode 2022-2027

Tokoh Muda Sulteng ini belakangan diketahui kerap bergelut dalam isu ekonomi perdesaan. Ia banyak menaruh perhatian pada topik badan usaha dan koperasi hingga ke level perdesaan. Ia juga memimpin Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil (PINBUK), sebuah organisasi yang berfokus pada pengembangan usaha kecil.

Andi dinilai bisa memanfaatkan berbagai pengalaman dan penguasaannya pada isu ekonomi perdesaan sebagai sebuah keunggulan. Terutama untuk mengatasi perkara kemiskinan dan lapangan pekerjaan di Sulawesi Tengah.

Eva Susanti Hanafi Bande

mengenal-eva-susanti-hanafi-bande-lebih-dekat-pendatang-baru-di-bursa-calon-anggota-dpd-senator-sulawesi-tengah-sulteng

Eva Bande yang juga dikenal sebagai perempuan aktivis ini sudah berada di garis perjuangan bahakan sejak masa Orde Baru, Eva yang aktif memperjuangkan isu agraria, lingkungan, dan hak asasi manusia ini bahkan pernah merasakan dinginnya penjara demi menyuarakan aspirasinya tersebut.

Kejadian ini dialaminya oleh Ketua Front Rakyat Advokasi Sawit (FRAS) ini ketika mendampingi warga Kecamatan Toili, Banggai yang Sejak 2002 berkonflik dengan PT Kurnia Luwuk Sejati (KLS), perusahaan sawit yang dianggap mencapok tanah warga.

Baca Juga: 
Taufik Abdullah!! Putra Buol Berprestasi, Berjuang Dari Desa Hingga Lulus Cumlaude S2 Trisakti Melalui Beasiswa

Puncak konflik yang terjadi pada 26 Mei 2010 tersebut saat PT. KLS menutup akses warga menuju lahan mereka. Hal ini memicu kemarahan warga yang berujung pada pembakaran alat berat milik PT. KLS. Akibatnya, Eva bersama puluhan orang lainnya yang dituding sebagai provokator ditangkap.

Eva divonis empat tahun penjara. Belakangan kemudian Ia memperoleh grasi dari presiden Jokowi tepat pada Hari Ibu, 22 Desember 2014. Atas sikap dan keberaniannya tersebut Eva kemudian memperoleh Yap Thiam Hien Award tahun 2018, salah satu penghargaan bagi para pejuang hak asasi. 

Sulawesi Tengah tentu hingga saat ini masih mempunyai potensi masalah berulang di sektor agraria dan lingkungan. Eva yang memiliki berbagai pengalaman ini bisa jadi harapan para petani dan kaum terpinggirkan untuk menyuarakan dan memperjuangkan hak-hak mereka.

Syaifullah Djafar

Seorang mantan birokrat Alumni Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin yang telah menekuni karier birokrasinya sejak 1990. Ia mulai menititi kariernya di Sulteng pada 1991 berawal di Kabupaten Poso. 

Namanya mulai dikenal luas saat Longki Djanggola menjabat sebagai Bupati Parigi Moutong (Parimo). Pada Tahun 2004, Syaifullah diberikan tanggung jawab oleh Longki Djanggola sebagai Kepala Bidang Prasarana Wilayah di Dinas Prasarana Wilayah Parigi Moutong.

Saat Longki kemudian menjadi gubernur Sulteng Syaifullah turut ikut menjadi bagian dari Pemerintah Provinsi Sulteng dengan jabatan yang lebih tinggi, tidak heran jika akhirnya Syaifullah sering disebut sebagai salah satu "ring satu" Longki. 

Baca Juga: 
Mila “MikeIndiaLima2” Mentemas, Putri Buol Penulis Switchover Yang Filmnya Segera Tayang

Syaifullah yang menjadi Ketua Kerukunan Keluarga Gorontalo Sulteng ini diketahui pernah menjabat sebagai kepala Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah Sulteng pada 2011. sampai Kepala Dinas Binamarga dan Penataan Ruang Wilayah Sulteng, hingga pensiun pada 2022.

Pengalaman Syaifullah sebagai birokrat berlatar belakang teknik dan bergelut di sektor infrastruktur, selama menjadi birokrat ini bisa jadi modal besar pertarungan menuju Senayan. Apalagi jika melihat berbagai persoalan sarana dan prasaran infrastuktur id Sulteng yang belum selesai sepenuhnya.

Rinaldy Damanik

mengenal-pendeta-rinaldy-damanik-lebih-dekat-pendatang-baru-di-bursa-calon-anggota-dpd-senator-sulawesi-tengah-sulteng

Tokoh yang lebih lebih dikenal sebagai Pendeta Damanik ini sebelumnya telah cukup dikenal dimata publik Sulteng. Ia turut menjadi salah satu tokoh penting selama konflik kemanusiaan yang terjadi di Kabupaten Poso pada periode awal 2000-an.

Pendeta Damanik juga aktif mengikuti berbagai kegiatan sosial, keagamaan dan kemanusiaan di beberapa lembaga untuk level nasional maupun internasional. Ia juga menjadi salah satu deklarator perdamaian Poso yang dikenal luas sebagai Deklarasi Malino pada 2001. 

Mantan koordinator Crisis Centre Gereja Kristen Sulawesi Tengah (GKST) ini juga pernah merasakan tinggal dibalik jeruji besi kala divonis 3,5 tahun karena dituduh memiliki senjata api (senpi) ketika mengevakuasi korban kerusuhan di Desa Mayowa, Kabupaten Morowali.

Dengan catatan ini, Pendeta Damanik bisa jadi perwakilan kelompok minoritas dengan latar belakang komitmennya atas kemanusiaan, toleransi, dan pluralisme. Ia juga punya potensi untuk menjadi tumpuan bagi warga Sulteng yang memiliki riwayat konflik horizontal beberapa tahun belakangan. 

Baca Juga: 
Lulus Cum Laude S1 Tanpa Skripsi, Febrianto Arifin Alumni SMKN 1 Bokat Kabupaten Buol !!!

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari buolonline.com, mari bergabung di Grup WhatsApp "buolonline.com", caranya klik link berikut chat.whatsapp.com/Fmh879BC3ca21UZkH9Wf3X kemudian klik gabung, temukan juga kami di Facebook Buol Online dan Instagram @BuolOnline. 

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url
Kami menerima siaran pers untuk kegiatan sosial dan nonprofit secara Gratis! Pasang Iklan Banner dan Artikel Iklan di Buol Online mulai Rp 350 ribu, untuk Media Partner dan kontrak kerjasama jangka panjang hubungi Admin PT. Buolpedia Media Indonesia di 0822-9631-0002