Kemenkes Konfirmasi Sub-varian Omicron BA.4 DAN BA.5 Telah Masuk ke Indonesia
BUOL ONLINE - Sub varian Covid-19, yakni Omicron BA.4 dan BA.5 terdeteksi masuk ke Indonesia. Pada hari senin (13/6) Melalui Keterangan Pers Rapat Evaluasi PPKM di Kantor Kepresidenan, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengumumkan adanya penambahan kasus baru subvarian BA.4 dan BA.5. Dengan demikian, total kasus subvarian tersebut berjumlah 8 orang.
Menurut rilis berita Kemenkes melalui Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik (10/6), awalnya terdapat total 4 kasus baru subvarian BA.4 dan BA.5 yang telah dilaporkan. 4 kasus ini terdiri dari 4 orang positif BA.4 dengan kondisi tidak bergejala serta telah vaksin dua kali; sedangkan 3 orang lainnya positif BA.5 dengan kondisi 1 orang gejala ringan berupa sakit tenggorokan dan badan pegal. Ketiganya merupakan delegasi pertemuan Global Platform for Disaster Risk Reduction di Bali (23-28/5). Rata-rata dari mereka sudah mendapatkan booster bahkan ada yang mendapat vaksin Covid-19 sebanyak 4 kali.
Melansir Kanal YouTube Resmi Sekretariat Presiden, Senin (13/6) siang, Menteri Kesehatan Budi Sadikin mengkonfirmasi adanya tambahan 4 kasus baru yang merupakan transmisi lokal. Ia menambahkan juga bahwa kasus Covid-19 di 4 daerah yakni DKI Jakarta, Jabar, Banten dan Bali mengalami kenaikan. Puncak lonjakan kasus gelombang Subvarian baru ini diprediksi terjadi pada minggu kedua Bulan Juli mendatang. Akan tetapi, masyarakat dihimbau agar tidak panik dan tetap disiplin protokol kesehatan. Pemerintah dipastikan terus memantau perkembangan kasus Covid-19 di Indonesia.
Menurut Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI, dr. Mohammad Syahril, Sp.P, MPH, secara epidemiologi subvarian BA.4 sudah dilaporkan sebanyak 6.903 sekuens secara global melalui GISAID. Terdapat 5 negara dengan kasus BA.4 terbanyak, yakni Afrika Selatan, Amerika Serikat, Britania Raya, Denmark dan Israel dari daftar total 58 negara yang telah terdeteksi.
Berdasarkan laporan tersebut, dr. Syahril menyampaikan pada konferensi Pers Kemenkes (13/6) bahwa penyebaran BA.4 dan BA.5 kemungkinan lebih cepat dibanding Omicron BA.1 dan BA.2. Akan tetapi, juga disampaikan bahwa berdasarkan tingkat keparahannya, baik BA.4 dan BA.5 tidak ada indikasi adanya kesakitan lebih parah dibandingkan varian Omicron yang sebelumnya.
Lebih lanjut, dr. Syahril menambahkan bahwa yang perlu diwaspadai adalah terjadinya immune escape; yakni keadaan dimana seseorang kemungkinan lolos dari perlindungan kekebalan yang disebabkan oleh infeksi varian omicron.
Sementara itu, apakah vaksin tahunan Covid-19 akan diberlakukan sebagaimana vaksin influenza, masih belum bisa dipastikan.
Melalui Talkshow Dangkal Virus di kanal YouTube resmi BNPB RI (13/6) Sekretaris Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan RI, dr. Siti Nadia M.Epid memberikan pernyataan mengenai vaksin tahunan Covid-19. Menurut dr. Siti Nadia, pemberlakuan vaksin tahunan Covid-19 masih dalam proses pengkajian oleh para ahli. (RAM)