Andai Aku Jadi Bupati Buol: Apa Benar Rakyat Buol Lebih Banyak Kecewa?
Saya adalah seorang mahasiswi yang gemar menabung tapi tak juga kaya. Dan saya tidak setuju dengan pepatah yang mengatakan bahwa Menabung itu Pangkal Kaya, nyatanya saya belum juga kaya yang menambah justru khayalan saya supaya jadi bupati. Karena yang saya tau seorang bupati itu seorang pemimpin yang mempunyai wewenang, jabatan, dan uang banyak. Jadi kalau mau kaya jangan menabung, jadilah bupati.
Berandai-andai jika menjadi bupati, tentunya jika saya sebagai seorang pemimpin yang mempunyai kekuasaan akan menjadi pemimpin rakyat dengan sebaik-baik mungkin. Saya akan berkunjung ke setiap desa yang ada di kabupaten buol. Dari kunjungan tersebut saya bisa menilai dan mengetahui kekurangan yang di alami masyarakat di daerah buol. Sebagai pemimpin yang harusnya adil, dan menjalankan apa yang sudah menjadi tugasnya. Tetapi seperti yang terlihat justru malah berbanding terbalik. Masih ada beberapa desa yang tidak teraspal, atau desa-desa pelosok yang belum di aliri listrik dan juga belum mendapatkan akses jaringan. Kasihan sekali bukan. Enam tahun lalu saya ingat pernah berandai menjadi bupati, jika saya jadi bupati akan saya bangun sepuluh tower di atas gunung.
Periode akhir yang seharusnya meninggalkan kesan baik, akhir-akhir ini malah ada beberapa aksi dan tuntutan. Kemudian juga masalah yang tidak langsung di atasi dalam kota misalnya :
Jalan berlubang di tengah-tengah kota. Harusnya pemerintah menyadari bahwa jalan yang berlubang itu membahayakan bahkan bisa menyebabkan kecelakaan. Sebagai seorang pemimpin harus peka dan bertindak cepat dalam penanganan hal kecil demi kenyamanan rakyatnya.
Masalah parkiran yang menganggu lalu lintas kendaraan misalnya, di pasar lama buol banyak mobil parkir di pinggir jalan karena ketidaktertiban menaruh kendaraan, sehingga mengganggu kendaraan lain yang melewati jalan tersebut.
Harapan dan doa untuk buol yang ke-23 semoga lebih terjaga, terawat, dan terupgrade. Dan yang menjadi pemimpin kedepan semoga benar-benar bertanggung jawab dalam hal sekecil apapun untuk Kito Tia Tilo Huwoy dan untuk demi Buol.
Penulis: Nurhijrah
Penikmat Kopi