Peluang pengembangan Industri Kemasan Plastik Ramah Lingkungan Di Sulawesi Tengah
Berita Sulteng - Beberapa penelitian telah menemukan teknologi pembuatan plastik dari bahan alami yang dapat terdegradasi alias diurai dalam waktu singkat. Jenis ini kerap disebut sebagai plastik biodegradable atau bioplastik.
Bioplastik terbuat dari bahan yang dapat terurai secara hayati, seperti pati tumbuhan, selulosa, dan lemak. Bahan utama yang sering digunakan dalam pembuatan plastik biodegradable adalah pati dan Poly Lactic Acid (PLA).
Pertanian Bahan Baku Plastik Ramah Lingkungan Di Sulteng
Pati tumbuhan relatif mudah ditemukan di Indonesia. Pati diperoleh dengan cara mengekstrak bahan nabati yang mengandung karbohidrat, seperti serealia dan aneka umbi. Sumber karbohidrat yang banyak mengandung pati di antaranya jagung, sagu, ubi kayu, beras, ubi jalar, sorgum, talas, dan garut.
Beberapa dari komoditas tersebut merupakan hasil bumi unggulan di Sulawesi Tengah. Hal ini dapat dilihat dalam rilis Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Tengah (Sulteng) berjudul "Statistik Tanaman Pangan Sulteng 2015/2016", melalui dokumen tersebut Pada 2015 saja, produksi ubi jalar mencapai 16.650 ton, ubi kayu 47.295 ton, jagung 131.123 ton, dan menyusul beras 544.357 ton.
Baca Juga:
Pelajaran!!! Jangan Sembarang Tebang Pohon Bakau Bisa Kena Hukum Seperti Oknum Kades Di Tolitoli, Ini Sebabnya!
Peluang Pelaku Usaha Industri Kemasan Plastik
Pati memiliki karakterisik fungsional yang unik dan memungkinkannya digunakan untuk berbagai keperluan, baik sebagai bahan pangan maupun non-pangan. Oleh karena itu, dengan tersedianya bahan baku yang melimpah, peluang bagi pelaku usaha di Sulteng untuk mengembangkan industri kemasan biodegradable ini cukup besar.
Teknologi pembuatan plastik biodegradable berbahan dasar pati sudah mulai dikembangkan di Indonesia sejak beberapa waktu yang lalu. Bahkan sudah ada yang melakukan penelitian bioplastik dengan bahan baku pati dari tumbuhan aren termodifikasi yang berasal dari Sulawesi Tengah.
Riset ini dimuat dalam rilis berjudul “Karakteristik Fisikimia dan Sensoris Bioplastik Pati Aren Hasil Modifikasi Ganda,” di jurnal Agrotekbis (Desember 2021) yang ditulis oleh Darwis dan kawan-kawan hasil diterbitkan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Tadulako.
Baca Juga:
Opini: Reward Berkat Penanganan Sampah Buruk, Jadi Kita Harus Bagaimana?
Pengembangan Industri Plastik Ramah Lingkungan Perlu Dukungan Pemerintah
Walaupun begitu, dari segi komersial, industri bioplastik yang ramah lingkungan saat ini masih terbatas karena permintaan yang rendah. Di Indonesia sendiri, plastik biodegradable sebagai bahan pengemas baru mulai digunakan oleh beberapa industri waralaba jasa boga, tetapi tidak digunakan secara luas oleh industri makanan terutama yang berskala kecil.
Sementara menurut laporan BPS Sulawesi Tengah, pada 2020, industri makanan dengan jumlah usaha sebanyak 63.345 unit menjadi usaha mikro dan kecil terbanyak di Sulteng.
Namun tentu saja, dengan dukungan pemerintah, bukan tidak mungkin hal ini bisa saja terwujud, bisa saja dilakukan sosialisasi kepada para pelaku usaha makanan tentang manfaat penggunaan plastik biodegradable.
Semoga dengan usaha bersama industri kemasan biodegradable nantinya dapat memenuhi kebutuhan kemasan pangan di Sulawesi Tengah, selain demi kelestarian lingkungan tentu saja ini juga akan berdampak besar bagi perekonomian masyarakat lokal khususnya petani.
Baca Juga:
Setiap Orang Di Indonesia Membutuhkan 21 Kg Plastik Per Tahun, Mari Lebih Bijak Menggunakan Bahan Plastik !!!
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari buolonline.com, mari bergabung di Grup WhatsApp "buolonline.com", caranya klik link berikut chat.whatsapp.com/Fmh879BC3ca21UZkH9Wf3X kemudian klik gabung, temukan juga kami di Facebook Buol Online dan Instagram @BuolOnline.