Para Tokoh dan Pejuang Buol, Dari Sultan Pondu Hingga Karim Mbouw
Bertepatan dengan momen hari pahlawan pada 10 November 2022 ini, mari kita mengenal beberapa tokoh perjuangan asal Buol, yang tanpa pamrih berkorban untuk kepentingan orang banyak, khususnya di wilayah Kabupaten Buol dan Provinsi Sulawesi Tengah..
Daerah Kabupaten Buol yang saat itu berbentuk merupakan wilayah Kerajaan Buol, tidak luput pula dari pendudukan militer dan berbagai operasi untuk menunjang kepentingan penjajah Belanda, hal ini salah satunya karena Buol saat itu adalah salah satu penghasil emas dan penghasil komoditi pertanian bagi kompeni Belanda.
Ada dua tokoh penting dari Buol yang paling sering disebut dalam berbagai literasi, pertama ada Sultan Pondu yang memimpin pemberontakan pada Penjajah Belanda sekitar tahun 1700-an, akibat perjuangannya ini Sultan Pondu diasingkan dan dihukum di Ternate.
Kemudian ada Syarif Mansyur Seorang Mubaligh keturunan Arab-Buol yang memimpin pasukan berjumlah 48 orang dengan tiga kapal dari Buol menyerbu benteng belanda di Manado, aksi ini selama beberapa hari berhasil memporak porandakan sebagian besar markas belanda dan kantor-kantornya hingga menjadi perhatian Pimpinan penjajah di Batavia.
Memasuki masa penjajahan jepang di wilayah Buol, diperkirakan ada hampir 200 orang Buol yang menjadi tawanan perang dan menjalani hukuman di Manado, para tahanan ini tidak sampai separuhnya yang berhasil selamat, sebagaian yang berhasil pulang ke Buol dikabarkan dalam kondisi cacat.
Setelah zaman kemerdekaan, Buol saat itu masih merupakan wilayah administrasi Sulawesi Utara dan Gorontalo, oleh warga Buol saat itu diputuskan untuk keluar dan membentuk Kabupaten Buol Tolitoli, ini menjadi awal dari berakhirnya hubungan ikatan administratif antara Buol dengan Gorontalo yang telah berlangsung sejak awal 1900-an pada masa pendudukan Belanda.
Para tokoh memperjuangkan keluarnya Buol dari Sulawesi Utara tersebut dan membentuk Kabupaten Buol Tolitoli bersama Swapraja Tolitoli, beberapa diantaranya yang tercatat adalah Bombo Salakea, D.S. Butudoka, Usman Binol, T. Kawandaud, Jahja A. Lamaka, Basar Hi. Rauf, H. Pamentar, Said Raukang, Mochtar Batalipu, L.I. Pontoh, A.D. Amas Alam, M. Hi. Suhong, N. Dawaradji, B. Hunalo, Husain Ain, dll.
Perjuangan warga Buol dan Tolitoli akhirnya mencapai hasil pada 1959 dengan ditetapkannya Buol Tolitoli sebagai Kabupaten, selanjutnya Rajawali M. Pusadan dilantik menjadi Bupati pertama Buol Tolitoli pada 1960 yang sebelumnya juga pernah menjabat Bupati Pertama Donggala dan Bupati pertama Poso.
Ada juga tokoh Buol Suleman Binol, Ia merupakan warga Sulawesi Tengah pertama yang menjadi Duta Besar RI yang bertugas di luar negeri sebagai perwakilan negara, kemudian ada dr. Kartini Binol, yang menjabat Kepala Dinas Kesehatan di Surabaya, di usia senjanya sang Dokter kembali ke Buol mendirikan rumah sederhana di dusun Popak, Bunobogu dengan niat untuk digunakan sebagai perpustakaan bagi warga lokal.
Dan terakhir, ada bapak pembangunan Kabupaten Buol Ir. Abdul Karim Mbouw, DES. Dipl. Ing. sedikit dari orang Sulawesi Tengah tamatan Luar Negeri. Dengan berbagai prestasi dan latar belakang akademisnya yang mentereng, salah satu tokoh proklamator Kabupaten Buol ini diberi tanggung jawab sebagai Bupati Buol Pertama pada tahun 12 Oktober 1999.
> Baca Juga: Pengoperasian Pelabuhan Lokodidi, Rudi Labha: Buol Dirugikan Dengan Hilangnya Aktifitas Peti Kemas
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari buolonline.com, mari bergabung di Grup WhatsApp "buolonline.com", caranya klik link berikut chat.whatsapp.com/E49Gs9JatDN7hB9I0QXxln kemudian klik gabung, temukan juga kami di Facebook Buol Online dan Instagram @BuolOnline.