Advokat Adi Prianto: KNPI Buol Mewarisi Konflik Najis
Buol - Kontroversi tentang pelaksanaan Musyawarah Daerah (Musda) Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kabupaten Buol Ke-VI serta status kepengurusan dan hasil kerja Dewan Pengurus Daerah (DPD) KNPI Buol saat ini belum juga mereda.
Terbaru, pasca diskusi yang dilakukan oleh para tokoh-tokoh pemuda lokal di Kabupaten Buol beberapa hari yang lalu, Advokat Muda berdarah Buol Adi Prianto, SH., turut ikut menyoroti beberapa hal tentang topik ini.
Bahkan, komentarnya tersebut dibuat dalam bentuk tulisan berbentuk opini yang dimuat di beberapa media online arus utama di Kabupaten Buol, tulisan berjudul "KNPI Buol Mewarisi Konflik Najis" ini ikut pula dibagikan oleh akun-akun media sosial para warga yang turut mengikuti perkembangan kabar KNPI Buol saat ini.
Sorotan Adi Prianto tentang KNPI Buol ini bermula saat tanpa sengaja Ia pada salah satu Warung Kopi yang berada di pusat Kota Buol ikut larut dalam diskusi formal yang digelar oleh beberapa rekannya, inti diskusi yang dimaksud tersebut adalah untuk menghimpun calon ketua KNPI Buol dan berharap adanya kepemimpinan yang baru dalam pengelolaan organisasi tersebut dari sebelumnya.
Advokat yang sudah malang melintang di Kota Palu ini paham bahwa konflik sesungguhnya di KNPI Buol bukan karena soal ketuanya yang berasal dari kalangan Aparat Sipil Negara (ASN) ataupun orang yang berasal dari Partai Politik. Namun menurutnya konflik yang menjadi topik sorotan para pemuda tersebut adalah mengenai leadership (kepemimpian).
"Ini mengenai leadership, pengalaman organisasi yang banyak tidak menjamin KNPI Buol bisa bergerak dari titik stagnan," jelas Adi Prianto.
Alat Kekuasaan dan Popularitas
Adi menyimpulkan alasan yang membuat banyak orang berlomba-lomba untuk menjadi ketua KNPI Buol tanpa mengedepankan visi-misi dan program adalah karena alasan untuk mendapatkan kekuasaan dan keinginan untuk populer dengan tujuan politik
"Konflik najis dan menjadi turun-temurun kepada ketua KNPI Buol yakni menganggap posisi top akan berefek secara individu pada tingkat terkenalan (bisa digeser untuk urusan politik elektoral) serta dapat mengakses keuangan daerah (untuk kepentingan gagah-gagahan)"
"Inilah alasan yang membuat orang banyak berlomba-lomba jadi ketua KNPI Buol, visi-misi dan program tidak jadi penting, menurut mereka itu hanya formalitas dan benda yang usang," ungkapnya.
Menurut tokoh pemuda yang sering menyuarakan dan ikut membela isu-isu sosial kemasyarakatan ini, akibat ini timbul kekecewaan masyarakat yang beeujung pada banyaknya ditemukan kegiatan-kegiatan kumunitas pemuda yang dibiayai dan dilaksanakan secara mandiri tanpa intervensi dari KNPI Buol sebagai organisasi pemuda.
"KNPI Buol kemana? Lagi asyik masyuk dengan dirinya sendiri" jelasnya mempertanyakan?
Relasi Kekuasaan dan Politik
Selanjutnya, menurut Adi, Hal yang disebutnya 'Konflik Najis' tersebut berikutnya adalah persoalan lekatnya hubungan penguasa dengan para Ketua KNPI yang pernah menjabat beberapa periode belakangan.
"Konflik najis berikut di tubuh KNPI Buol adalah relasi kekuasaan di daerah, takaran histori tiada yang dapat membantah mantan ketua ataupun ketua KNPI saat ini berkelindan langsung dengan jabatan politik Bupati," tulis Adi Prianto.
"Berperiode kepengurusan KNPI Buol, ketuanya adalah istri Bupati, mantan sekertaris Partai Politik Bupati, ponakan Bupati dan terus berputar-putar garis eksklusif yang berhubungan dengan kekuasaan atau relasi keluarga sedarah," lanjutnya.
Mirisnya, menurutnya Adi konflik tersebut bahkan ikut disahkan oleh banyak orang pada proses demokrasi Musyawarah Daerah (Musda) untuk memilih pengurus KNPI yang baru dengan modus yang disebutnya mekanisme one man one delegation.
Kesempatan Merubah KNPI Lebih Baik
Di akhir tulisannya Adi berharap, dengan kondisi KNPI Buol saat ini yang bebas dari konteks penguasa, menurutnya kesempatan untuk menjadikan KNPI Buol lebih baik kedepan sedang terbuka dan bisa dimanfaatkan dengan menjauhkan segala kepentingan politik, kelompok dan kekuasan.
"Saat ini KNPI Buol tidak bertuan dari konteks politik kekuasaan, kesempatan menghilangkan najis sudah sangat terbuka," jelasnya
"Sayang sekali, masih banyak yang terjebak pada dikotomi ASN, aktivis, perwakilan parpol dan pemerekan yang macam-macam khas kelas menengah berakibat pengelompokan menjelang pergantian ketua KNPI Buol, hal ini justru menciptakan konflik najis yang baru." tutup Adi dalam tulisannya.
> Baca Juga: Budi Su'a: Saya Siap Dimintai Pertanggung Jawaban Kegiatan KNPI Buol Sebelumnya
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari buolonline.com, mari bergabung di Grup WhatsApp "buolonline.com", caranya klik link berikut chat.whatsapp.com/E49Gs9JatDN7hB9I0QXxln kemudian klik gabung, temukan juga kami di Facebook Buol Online dan Instagram @BuolOnline.