Masuk TV Nasional: Ricuh Suporter dan Pemain di Diat Kambungangi Cup, Suporter Diminta Perbaiki Mental
Pertandingan yang meyebabkan keributan ini terjadi di lapangan Desa Diat, Kecamatan Bukal, Kabupaten Buol pada matchday ke 19, yaitu pertemuan antara kesebelasan Laskar Muda Biau yang merupakan tim asal Ibukota Kabupaten Buol melawan Sinar Muda Labuton dari Desa Labuton di Kecamatan Gadung.
Dari informasi yang berhasil dihimpun oleh Buol Online, kejadian ini bermula saat terjadi cekcok antara pemain Laskar Muda Biau dan Sinar Muda Labuton di tengah pertandingan, disaat itu tiba-tiba beberapa oknum suporter dari Laskar Muda Biau masuk menerobos pagar pembatas ke dalam lapangan hingga terjadi kontak fisik.
Akibat kejadian tersebut beberapa anggota kesebelasan Sinar Muda Labuton mengalami cidera ringan akibat pemukulan dan dua orang lainnya bahkan dilaporkan sempat tidak sadarkan diri. Selain itu, laga yang baru berlangsung selama beberapa menit tersebut juga ditunda sampai waktu yang belum ditentukan.
Viral Di Media Sosial Hingga Televisi Nasional
Beberapa video dan foto terkait peristiwa keributan pada pertandingan tersebut pun menjadi viral di beberapa akun media sosial lokal di Kabupaten Buol. Terbaru, kejadian ini bahkan menjadi perhatian dari sebuah televisi nasional Trans7.
Peristiwa ini dimuat dalam sebuah segmen di program POV Pasti Obrolan Viral di Trans7, dalam tayangan tersebut ditampilkan sebuah video yang menggambarkan kejadian masuknya para suporter ke dalam lapangan dan melakukan pengeroyokan terhadap beberapa pemain berbaju kuning.
Narator dalam tayangan program POV Pasti Obrolan Viral ini mengaitkan kericuhan yang terjadi pada laga Diat Kambungami Cup tersebut dengan peristiwa kerusuhan pada Stadion Kanjuruhan Malang beberapa waktu lalu yang menjadi perhatian Dunia.
Bagaimana tidak, walaupun kompetisinya jelas berbeda jauh dalam hal skala jumlah penonton dan kelas tim yang ikut berkompetisi, namun tingkat keamanan pertandingan penyebab keributannya bisa dikatakan hampir sama yaitu akibat sikap spontanitas penonton atau suporter yang tergolong anarkis.
"Belum lekang di ingatan peristiwa Kanjuruhan Malang, sebuah pertandingan tarkam yang berlangsung di Buol Sulawesi Tengah berakhir ricuh" demikian salah satu kutipan narasi dari tayangan di Trans7 tersebut yang menyentil peritiwa Kanjuruhan.
Di akhir tayangan narator dalam video tersebut meminta mental suporter atau penonton pertandingan sepakbola di laga tersebut perlu diperbaiki, sang narator berharap tidak ada lagi peristiwa yang mencoreng nama sepakbola di Indonesia.
"Duh, kalau sudah begini mental suporternya perlu diperbaiki nih, namanya juga pertandingan, ada menang ya ada kalah dong, jangan sampai ya terjadi kerivuhan yang mencoreng wajah sepakbola tanah air kita," ujar sang Narator menutup segmennya.
Gambar: tangkapan layar siaran televisi Trans7