Proses Pembuatan Gula Aren Buol Secara Tradisional

Pembuatan gula aren khas buol di salah satu sabua atau pondok - foto: facebook/Purnomo Mener

Buol - Kabupaten Buol dikenal luas sebagai salah satu penghasil produk gula aren terbaik dari Sulawesi Tengah, Gula Aren Buol saat ini bukan hanya dipasarkan ke berbagai daerah di Indonesia tapi juga bahkan sampai melayani pembelian dari beberapa negara di luar nusantara.

Pembuatan Gula Aren Buol Secara Tradisional

Tim Buol Online menelusuri langsung ke tempat pengolahan Gula Aren yang ada di Kabupaten Buol, Aziz (41) warga Kecamatan Bokat, yang di sela-sela kesibukannya bertani juga memproduksi gula aren di sabua (rumah kebun di tengah hutan) miliknya di Desa Poongan Kecamatan Bokat bersedia menjelaskan secara langsung proses pembuatan gula arennya.

1. Penyadapan atau pemanenan air nira

pengumpulan air nira
Air nira saat mulai mengental setelah di panaskan 

Tahap pertama pembuatan gula aren adalah memanen air nira dari pohon aren, pohon dengan tinggi sekitar 6 meter ini dipanjat secara manual dengan menggunakan tangga bambu, air nira ini akan di tampung di wadah jerigen (jerry can) yang telah disiapkan posisinya sedemikan rupa agar untuk dibiarkan menampung air nira yang menetes hingga beberapa hari.

Biasanya setelah tiga hari atau bahkan lebih seminggu, Aziz akan mengecek keadaan wadah penampung yang di pasangnya di pohon nira. Biasanya ada dua wadah yang telah disiapkan, satu untuk uapan (akan menjadi minuman keras tradisional yang biasa di sebut cap tikus) dan wadah yang khusus menampung air nira. Jika dirasa sudah cukup, kedua wadah ini akan di bawa turun untuk diproses di sabua.

2. Perebusan air nira

perebusan air nira
Air nira yang telah mengental sempurna dan siap di memasuki proses pencetakan

Tahapan pembuatan gula aren selanjutnya adalah proses perebusan, air nira hasil panen tadi akan di rebus dalam waktu lama dari putih bening hingga kental berwarna merah kecoklatan. Setelah mengalami perubahan tekstur dan warna tersebut artinya air nira ini sudah masak menjadi gula aren kental dan siap di cetak.

3. Pencetakan gula aren padat

Pencetakan gula aren padat
Pengrajin gula aren sedang melakukan proses pencetakan dengan tempurung kelapa

Untuk para pengrajin gula aren khas buol ada dua macam cetakan tradisional, yaitu menggunakan bambu dan tempurung atau batok kelapa, namun umumnya yang di gunakan adalah batok kelapa yang mudah di temukan di daerah Buol. Gula aren kental yang masih panas sebelumnya akan di tuang di cetakan dan ditunggu sampai dingin dan mengeras.

4. Pengemasan tradisional

pengemasan kemasan tradisional gula aren buol
Kemasan gula aren tradisional khas kabupaten buol yang berbahan daun woka

Gula aren akan siap dikonsumsi setelah keras dan akan dilepas dari cetakannya, tahapan terakhir dari pembuatan gula aren adalah pengemasan, Azis akan membungkus dua buah padatan gula aren menjadi satu menggunakan daun woka dengan simpul khas ala pengrajin gula aren buol.

Dalam sekali produksi Aziz bisa membuat sampai 40 (empat puluh) bungkus gula aren tergantung jumlah air nira yang berhasil di panen, gula aren ini sebagian akan dijualnya di pasar dan sisanya di gantung di depan pintu rumah untuk para pemborong.

"Biasa kalau ada acara di daerah kota, banyak orang datang ba (mem-) borong gula merah itu. Biar (bahkan) ratusan bungkus satu kali jemput langsung habis, tapi ada juga pemborong yang sudah langganan dengan saya, kalau ini biasanya lewat telepon di kase (kasih) kabar mau berapa di bikin (buat)" ungkap Aziz.


Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url
Kami menerima siaran pers untuk kegiatan sosial dan nonprofit secara Gratis! Pasang Iklan Banner dan Artikel Iklan di Buol Online mulai Rp 350 ribu, untuk Media Partner dan kontrak kerjasama jangka panjang hubungi Admin PT. Buolpedia Media Indonesia di 0822-9631-0002