Lagi-lagi Korban Pengaderan Ormawa: Mahasiswa FKM UMI Makassar Meninggal, Tersangka Belum Terungkap
Suasana kedukaan di kediaman ZA (Foto: Istimewa) |
Zhafirah Azis Syah Alam (20), mahasiswi Angkatan 2020 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muslim Indonesia Makassar meninggal saat kegiatan pengaderan Senat FKM UMI, Minggu (24/7) sekitar pukul 03.30 WITA. Kegiatan ini berlangsung sejak Jumat (22/7) hingga Minggu (24/7) di Embunpagi Bontoa Malino Kel.Buluttana Kec. Tinggimoncong, Gowa.
Selain Zhafirah, total mahasiswa yang mengikuti kegiatan pengaderan tersebut sebanyak 61 orang, terdiri dari 20 orang panitia, 24 orang peserta serta 17 orang pengurus.
Menurut keterangan Wakapolsek Tinggimoncong, Ipda Misbar, korban ditemukan tidak sadarkan diri di semak-semak oleh rekan sesama peserta pada Minggu subuh dan langsung dilarikan ke puskesmas, namun nyawanya tidak terselamatkan. Informasi petugas medis menyatakan, jenazah tiba di Puskesmas Tinggimoncong dengan pada saat itu basah kuyup dan berlumur lumpur dari jilbab hingga bagian kaki. Terdapat juga semacam rumput-rumput yang tersangkut di rambut Zhafirah. Pihak keluarga merasa kematian mahasiswa FKM UMI Angkatan 2020 ini tidak wajar, sehingga meminta dilakukan visum di Rumah Sakit Bhayangkara Makassar.
Ditengarai Zhafirah kelelahan dan fisiknya drop akibat cuaca yang ekstrim, namun menurut Ipda Misbar, berdasarkan analisa kematiannya, diduga penyebabnya adalah karena tindakan fisik oleh senior pada saat kegiatan pengkaderan.
Konfirmasi pihak pelaksana kegiatan oleh Ketua Panitia Hijar Rahman membenarkan adanya beberapa tindakan fisik. Pada Minggu (24/7) pukul 03.30 WITA, peserta diberikan materi fisik berupa jalan jongkok, merayap di kali, dan masuk ke dalam kolam. “Namun, mereka harus melewati beberapa pos yang dikawal oleh sejumlah senior terlebih dahulu", ungkap Hijar. Lebih lanjut, Hijar mengatakan bahwa semula kegiatan berjalan lancar-lancar saja.
Sementara itu, selain Zhafira yang menjadi korban dari kegiatan pengaderan Senat FMK UMI ini, dari 7 orang peserta yang sudah sempat turun pos saat kegiatan berlangsung, terdapat 2 orang peserta lain yang mendapat perawatan medis, sementara 4 lainnya selamat.
Melansir Suara Sulsel, ayah korban, Abdul aziz mengatakan bahwa beliau tidak bisa memastikan apakah luka lebam yang ada di tubuh korban adalah penyebab meninggalnya. Namun, keluarga berharap kasus ini diusut hingga tuntas, dan dijadikan perhatian penting bagi kampus agar jangan sampai terulang lagi.
Kasus ini masih dalam proses penyelidikan oleh kepolisian. Selain melakukan olah TKP, kepolisian meminta keterangan para mahasiswa baik panitia, pengurus maupun peserta sebagai saksi. Sementara itu, dikonfirmasi pula bahwa pada saat kejadian, tidak ada pihak perwakilan kampus yang berada di tempat kegiatan. Kapolsek Tinggimoncong menyatakan bahwa ada dosen pembimbing yang datang, namun beliau pulang pada malam hari sebelum diksar dimulai. Sementara itu, berdasarkan pernyataan Wakil Dekan III FKM UMI Multazam, setelah kejadian pihak universitas mengambil sikap dengan membekukan Senat FKM UMI.