Video Arah Kiblat Masjid Agung Buol Melenceng Jauh Ke Afrika, Ini Klarifikasi Kepala Kantor Agama
Buol - Beberapa waktu belakangan beredar di layanan berbagi video online Youtube sebuah video berjudul "Kiblat Masjid Agung Kabupaten Buol Ternyata Di Eritrea Afrika, bukan Di Masjidil Haram, Kok Bisa?", selain di Youtube video ini juga ikut di bagikan di Facebook dan mendapat berbagai tanggapan dari warga Buol.
Video yang diunggah di akun YouTube Info Aktual pada Selasa 22 November 2022 ini, sejak sehari tayang, dilaporkan telah dinonton sebanyak lebih dari 100 kali oleh pemirsanya, video ini memperlihatkan rekaman pengukuran arah kiblat Masjid Agung Buol dengan menggunakan aplikasi Google Earth Mobile dengan seorang narator yang ikut menjelaskan dari balik layar.
Dalam tayangan yang berdurasi 9 menit 37 detik itu, metode pengukuran yang digunakan dengan menarik garis lurus dari kordinat Ka'bah di Kota Makkah menuju ke kordinat Masjid Agung Buol dan Masjid At-Tafakkur di Kelurahan Leok II sebagai pembanding.
Dari hasil pengukuran tersebut, terlihat garis lurus dari arah Ka'bah yang digambar di atas citra satelit Google Earth terlihat tidak sejajar terhadap arah kedua masjid di Kabupaten Buol tersebut, bahkan untuk Masjid Agung Buol dijelaskan oleh Sang Narator dalam video terdapat selisih jarak sekitar 4 meter antara garis dan melencengnya sisi masjid.
Pengukuran ini lantas mendapat banyak tanggapan dari masyarakat Buol, mulai dari warga yang menentang hasil pengukuran pada video tersebut hingga warga yang turut ragu terkait arah kiblat Masjid Agung Buol saat ini.
Tanggapan Ustaz Nukhairi, S.Ag., M.S.I. Kepala Kantor Kementrian Agama Buol
Beredarnya video tentang tidak sesuainya arah kiblat Masjid Agung Buol ini lantas menjadi perhatian Ustaz Nurkhairi, S.Ag., M.S.I., dirinya yang merupakan tokoh pemuka agama sekaligus Kepala Kantor Kementrian Agama (Kakankemenag) Kabupaten Buol memberikan tanggapan tertulisnya melalui pesan WhatsApp kepada warga Buol.
Ia menjelaskan, bahwa dirinya adalah salah satu orang yang ikut bertanggung jawab dalam penentuan arah kiblat Masjid Agung Buol sebelumnya, pengukuran itu dilakukan berdasarkan penugasan dari Kakankemenag Kabupaten Buol saat itu.
Menurutnya penentuan arah kiblat yang dilakukan oleh pihaknya ketika itu telah sesuai dengan ketentuan dan juga dengan menggunakan alat resmi yang dikeluarkan langsung oleh Kementrian Agama Republik Indonesia.
"Jika saat ini misalnya disinyalir penetapan arah kiblat yang Kami lakukan ternyata tidak tepat persis ke arah Ka’bah, maka bisa jadi ada beberapa kemungkinan. Pertama, alat yang digunakan tidak akurat menurut ukuran kecanggihan saat ini. Kedua, Kami yang tidak mumpuni dalam menggunakannya. " ujarnya.
"Ketiga, rentang waktu antara penetapan arah kiblat dengan proses pembuatan pondasi mihrab Masjid cukup lama, Kami juga tidak tahu apakah ada tergeser titik koordinatnya secara tidak sengaja ketika itu," jelas Nurkhairi yang juga merupakan Pengurus Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Agung Buol ini melanjutkan.
Melalui kesempatan itu Ia juga menegaskan bahwa cara penetapan arah kiblat yang ada di terdapat di video Youtube unggahan akun Info Aktual tersebut perlu diuji lagi validitasnya, menurutnya kemungkinan tentang ketidak akuratan metode yang digunakan dalam video tersebut juga harus diperhitungkan.
Bagaimana Jika Arah Kiblat Masjid Agung Buol Benar Melenceng?
Ustaz Nurkhairi juga turut menjelaskan terkait keraguan masyarakat tentang keabsahan ibadah yang telah dilakukan selama ini di Masjid Agung Buol jika seandainya memang ternyata arah kiblatnya benar melenceng.
Menurutnya masalah keakuratan penetapan arah kiblat Masjid sudah terjadi sejak zaman Nabi Muhammad hingga saat ini. Bahkan menurutnya, di Jazirah Arab pun saat ini masih banyak ditemukan Masjid yang tidak terlalu jauh dari Makkah namun tidak mengarah tepat ke Ka’bah.
Menurutnya hal ini dapat terjadi karena memang mayoritas ulama sepakat, ada dua metode dalam menentukan arah kiblat yaitu:
1. Bagi yg dapat melihat secara langsung Ka’bah, wajib kiblatnya menghadap Ka’bah, dalam fiqh diistilahkan dengan ainul kiblat;
2. Dan bagi yang tidak dapat melihat Ka’bah secara langsung seperti di Indonesia, diharapkan untuk tetap berikhtiar/berijtihad menghadap Ka’bah yang dalam fiqh dikenal dengan istilah ijtihatul kiblat.
"Di sinilah kemudian dirumuskannya ilmu dan alat untuk menetapkan arah Kiblat. Akan tetapi, jumhur (mayoritas) Ulama kemudian mengatakan cukup dengan menghadap ke Makkah. Bahkan tidak sedikit Ulama yang berpendapat lebih longgar, bawa menghadap Barat masih termasuk arah Kiblat," jelas Ustaz yang berdomisili di Kelurahan Leok I ini.
Ia juga menjelaskan shalat di Masjid yang kiblatnya tidak tepat mengarah ke Ka’bah tapi masih mengarah ke Makkah atau ke arah Barat tidak batal dan tetap dihukumi sah serta masjidnya pun tidak harus dibongkar, tindakan yang perlu diambil jika menemukan hal ini cukup dengan shafnya yang diluruskan menyesuaikan ke arah yang dianggap benar.
"Dihukumi sah, tidak batal, masjidnya tidak harus dibongkar, atau shafnya dibuat miring menyesuaikan ke arah Ka’bah.” tutup Nurkhairi.
> Baca Juga: Bukan Marvel, Ini Talokan Versi Indonesia Surga Tersembunyi Di Kabupaten Buol
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari buolonline.com, mari bergabung di Grup WhatsApp "buolonline.com", caranya klik link berikut chat.whatsapp.com/E49Gs9JatDN7hB9I0QXxln kemudian klik gabung, temukan juga kami di Facebook Buol Online dan Instagram @BuolOnline.