Cap Tikus, Minuman Keras Pilihan Nomor Satu Orang Sulawesi Tengah
Varian cap tikus kemasan modern - Foto: Instagram/@captikus1978 |
Provinsi Sulawesi Tengah berada pada posisi keenam secara nasional untuk ukuran konsumsi minuman beralkohol pada penduduk dengan usia 10 tahun keatas. Setidaknya fakta ini berdasarkan Riset Kesehatan Dasar yang terakhir dirilis pada tahun 2018.
Berdasarkan hasil riset tersebut Sulawesi Tengah menempati posisi keenam secara nasional dalam proporsi konsumsi minuman beralkohol untuk penduduk dengan usia 10 tahun keatas dengan persentasenya mencapai 8,8 persen.dari jumlah penduduk.
10 besar daerah dengan proporsi konsumsi alkohol terbesar
Berikut 10 besar daerah dengan proporsi konsumsi alkohol terbesar di Indonesia berdasarkan Riset Kesehatan Dasar 2018 :
- Sulawesi Utara (16 %)
- Nusa Tengara Timur (15,6 %)
- Bali (14%)
- Gorontalo (11,3 %)
- Maluku (11,1 %)
- Sulawesi Tengah (8,8 %)
- Kalimantan Barat (7,5 %)
- Papua Barat (7,5 %)
- Maluku Utara (7,2 %)
- Sulawesi Selatan (6,3 %)
Baca Juga:
> Bertambah 2 Lagi Polisi di Buol Dipecat Karena Melanggar, Total Minggu Ini Sudah 5 Orang
> Dugaan Penipuan, Perselingkuhan dan Penyahgunaan Narkoba, Tiga Personel Polres Buol Menjalani Sidang Etik Kasus Berbeda
Jenis Minuman Keras yang paling banyak di konsumsi masyarakat Sulawesi Tengah
Survey Kesehehatan Dasar ini juga menghitung jenis minuman keras (miras) yang paling sering dikonsumsi oleh masyarakat Sulawesi Tengah.
Bedasarkan hasil perhitungannya, ditemukan masyarakat sulteng paling banyak mengkonsumsi minuman keras hasil produksi lokal ataupun yang berjenis kearifan lokal.
Miras Jenis ini diklasifikasikan dalam dua varian yaitu minuman tradisional bening atau biasa dikenal salah satunya dengan jenis cap tikus dan minuman tradisional keruh yang biasanya terbuat dari hasil olahan air nira yang biasa disebut saguer.
Berikut persentase jenis minuman keras yang paling sering dikonsumsi oleh warga sulteng berdsarkan Riset Kesehatan Dasar terakhir (usia 10 tahun keatas):
- Minuman tradisional bening (41,1 %)
- Minuman tradisional keruh (27,5 %)
- Bir (18,6 %)
- Minuman Keras Oplosan (6,9 %)
- Anggur/arak (2,9 %)
- Minuman Keras Lainnya (2,0 %)
- Wiski (1,0 %)
Terkait peringkat persentase konsumsi miras tradisional bening atau cap tikus tersebut, Sulawesi Tengah berada di urutan ke empat sebagai daerah dengan persentase terbanyak untuk konsumsi miras tradisional bening.
Masih menukil dari data Riset Kesehatan Dasar, terdata jenis minuman tradisional bening atau sejenis Cap Tikus paling banyak dikonsumsi oleh penduduk di Indonesia yang bekerja sebagai petani/buruh tani dan nelayan paling. Sedangkan di kalangan profesi pegawai bergaji tetap seperti PNS dan TNI/Polri.
Baca Juga:
> Cap Tikus, Minuman Keras Pilihan Nomor Satu Orang Sulawesi Tengah
Cap Tikus Sebagai Minuman Keras Terpopuler
Salah satu produk yang termasuk dalam ragam minuman tradisional bening tentu saja Cap Tikus, baik buatan lokal atau merek asli yang premium. Warnanya bening dan jernih hampir menyerupai air.
Perbedaan mendasar dengan saguer yang juga populer di Sulawesi Tengah adalah warnanya yang lebih sangat jernih dan kadar alkoholnya yang tinggi, itulah sebabnya saguer masih digolongkan ke dalam jenis minuman tradisional keruh dengan kadar alkohol relatif rendah.
Merek minuman keras bernama Cap Tikus ini sudah sangat terkenal di kalangan masyarakat, bahakan bukan hanya sekedar di wilayah Sulteng dan Pulau Sulawesi, tapi hingga ke seantero Nusantara.
Minuman ini terbuat dari hasil fermentasi air nira pohon aren atau biasa disebut enau. Rata-rata kadal alkoholnya sangat tinggi bahkan bisa mencapai angka di atas 40 persen.
Tingginya kadar alkohol yang terkandung dalam Cap Tikus sampai memunculkan suatu istilah populer di kalangan masyarakat, “Minum satu sloki cukup untuk tambah darah. Minum dua sloki bisa masuk penjara. Minum tiga sloki bakal ke neraka.”