Satu Lagi Logo HUTDA Buol Versi Kreator Daerah Asis Arbain, Ini Ceritanya!

Logo Hutda Kreasi Asis Arbain (Sumber: Asis Arbain)

Asis Arbain membuat logo Hutda versinya dan viral di facebook. Berawal dari iseng mengunggah karyanya pada 9 September, versi revisi logo karyanya kemudian makin ramai sejak seminggu yang lalu.

Logo versi Asis ini menggunakan warna dominan khas Buol: hijau dan putih. Didominasi angka 23 yang disambungkan dengan kata Buol, logo ini termasuk logo kombinasi namun lebih cenderung dominan ke jenis wordmarks. Tentu dilengkapi dengan tagline Hutda Buol tahun ini: Berdaya Saing, Mandiri dan Berdaulat.


Terinspirasi Dari Logo Edaran Resmi Pemerintah

Pada awalnya, pria yang bekerja sebagai karyawan di salah satu percetakan di Buol ini mengaku terinspirasi dari logo edaran resmi pemerintah. Ia bercerita bahwa sempat melayani klien dari Kantor Sekretariat DPR untuk mencetak baliho dengan logo Hutda 2022. Ia juga kemudian mengonfirmasi bahwa logo yang dipakai untuk baliho tersebut adalah logo resmi edaran Pemerintah Daerah. Maka setelah mengerjakan pesanan dari OPD tersebut, ia lalu tergugah ingin membuat juga versinya, berdasarkan konsep logo edaran tersebut. Konsepnya serupa, dengan komponen-komponen utamanya yang juga tetap sama,  yaitu tulisan angka 23, Buol, dan Masjid Agung Buol. Hanya saja, Ia bermaksud membuat gaya logo versinya lebih dioptimalkan secara teknis, salah satunya dengan mambuat dimensi pada tulisan angka dan Buol sehingga memberi kesan lebih dinamis.



Logo Versi Edaran Resmi Pemerintah yang konsepnya
menjadi pemicu Asis membuat versinya (Sumber: Asis Arbain)


Logo Asis Arbain Versi Awal (Sumber: Asis Arbain)



Menuai Apresiasi dan Masukan di Facebook

Logo versi Asis ini kemudian diunggahnya ke facebook atas saran rekan kerja yang mengapresiasi karya tersebut. 

Tak disangka, logo yang dibuat Asis ramai. Ia mendapat banyak apresiasi dan tanggapan positif, termasuk juga saran untuk logo buatannya tersebut. 

Salah satu masukan yang paling berkesan menurutnya adalah terkait Masjid Agung sebagai salah satu komponen utama di logo tersebut. Ada salah satu komentar yang menyarankan Asis lebih baik menggunakan unsur lain yang lebih inklusif, tidak hanya terkait golongan tertentu. Ia pun berkata sangat setuju dengan pendapat tersebut, karena walaupun niatnya adalah menyoroti ikon kebanggan Buol saat ini, mengambil masjid untuk logo Hutda dirasa kurang cocok. Katanya Ia juga tak ingin logo buatannya terkesan seperti logo acara besar keagamaan Islam, maka Ia pun lalu merevisi logo buatannya. 


Versi Revisi Logo Asis Beredar Makin Ramai

Asis akhirnya memilih unsur samada sebagai elemen pengganti masjid, salah satunya terinspirasi dari logo festival pesona Buol. Ia merasa, komponen samada (mahkota raja) cukup mewakili simbol ke-khasan Buol baik dari segi budaya maupun kepribadiannya. Itulah mengapa ia lalu menggambar samada untuk melengkapi logo Hutda Buol kreasinya tersebut. 


Tak disangka, logo versi kedua ini lebih viral usai diunggah kembali ke laman Facebook Asis. Iogo ini banyak di repost dan beredar relatif luas di beranda masyarakat Buol, dan menuai banyak tanggapan positif dari pengguna Facebook Buol. Terutama, setelah dibagikan ke Grup Kabupaten Buol Part two yang beranggotakan 23.700 orang. 


Logo Kreasinya Diminati Banyak Pihak, Asis Sempat Merasa Takut

Menariknya, setelah logo tersebut ramai, Asis malah merasa takut. Ia mengatakan tidak mau terkesan melangkahi logo resmi yang sudah ada, sebab niatannya benar-benar hanya sekadar menyumbang karya di momen HUTDA ini. 


Saat ditawari rekannya untuk mencetak kaos dengan logo tersebut pun, ia awalnya takut sebelum akhirnya mengiyakan. Asis bercerita bahwa kaos tersebut diniatkan untuk dicetak secara internal olehnya sendiri  serta dua orang temannya. Tak diduga, usai foto kaos diunggah ke Facebook, beberapa orang menghubunginya sebab ingin membeli kaos tersebut juga.


Lebih lanjut, Asis bercerita bahwa ada beberapa OPD yang meminta menggunakan logo tersebut untuk baliho pesanan kantornya. Melalui operator dari dinas tersebut, Asis diberi tahu oleh rekan kerjanya  bahwa mereka ingin pesanan mereka memakai logo buatan Asis. Ia pun sempat panik saat itu dan mencoba menjelaskan dengan tegas bahwa itu bukanlah logo resmi edaran pemerintah. “Apalagi, baliho tersebut   Tidak tanggung-tanggung, ukuran 2x3”, ungkap Asis. "Akan tetapi, akhirnya logo versi saya tetap mereka pakai juga karena OPD tersebut ngotot". Asis berkata, asal tidak membahayakan dirinya, akhirnya Ia mengiyakan permintaan mereka.


Merasa Masih Perlu Terus Belajar

Pada dasarnya, Asis tidak menyangka logo buatannya akan mendapat apresiasi dan respon positif dari banyak pihak. “Saya sendiri sebenarnya masih terus belajar, makanya merasa tidak enakan sekali”, ujarnya. Ia pun sempat menyebut logo karya Fikri Hamzent yang turut beredar di sosial media baru-baru ini. “Dilihat dari komponen logo versi kak Fikri, nampaknya kak fikri juga bermula dari melihat dari konsep logo edaran resmi, Ia lalu membuat versinya”, Asis menebak, Fikri Hamzent memiliki alasan yang kurang lebih sama dengannya, yang menyebabkan mereka membuat logo versi baru.

“Tapi kalau kak Fikri, sudah tidak diragukan lagi, jauh kualitasnya, panutan kami semua dia itu”, sambung Asis memuji karya Fikri.


Asis menambahkan, salah satu alasan awal yang mendorong mengapa Ia beride untuk membuat logo versinya adalah karena melihat setiap tahun, logo HUTDA Buol cenderung tidak berubah. 


Namun Ia juga menekankan, bukan berarti Ia ingin menjatuhkan siapapun yang membuat logo resmi. Apalagi Ia pun masih merasa terus butuh belajar. 

Akan tetapi, Baik dari segi gaya desain serta teknik pembuatan logonya, Asis merasa logo hutda perlu diusahakan ikut berkembang juga seiring dengan bertambahnya usia Buol. Terlebih, sasaran agenda hutda tidak hanya generasi tertentu saja, melainkan seluruh lapisan masyarakat Buol. Maka Asis pun setuju bahwa gaya bahkan proses pembuatan logo HUTDA perlu menampung aspirasi generasi anak muda, bahkan melibatkan mereka sebagai bagian penting dari masyarakat juga. 


Akhirnya, Asis mengatakan bahwa Ia selalu percaya Buol punya banyak kreator yang hebat, jadi Ia pun mengajak kreator-kreator lain untuk ikut memberikan sumbangsih kreativitasnya terutama di momen seperti ini. 

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url
Kami menerima siaran pers untuk kegiatan sosial dan nonprofit secara Gratis! Pasang Iklan Banner dan Artikel Iklan di Buol Online mulai Rp 350 ribu, untuk Media Partner dan kontrak kerjasama jangka panjang hubungi Admin PT. Buolpedia Media Indonesia di 0822-9631-0002