5 Alasan Kenapa Kamu Wajib ke Festival Kuliner Tembo Muno Buologic-IV
Acara bertajuk Buologic IV ini diselenggarakan diselenggarakan pada akhir pekan mendatang, tepatnya Sabtu 25 Juni 2022. Berikut alasan kenapa kamu perlu datang ke acara ini:
1. Merayakan Budaya Tilo Tembo Muno
Buologic IV bermaksud merefleksikan kembali bagaimana tau muno menjalin interaksi dengan sesama di dalam lingkup masyarakat, seraya merawat hubungan dengan alam pula. Elemen tembo muno akan berusaha dihadirkan tidak hanya dalam bentuk jajanan-jajanan tembo muno yang disediakan nanti. Akan tetapi, dalam pelaksanaanya, suasana tembo muno selalu berusaha ditonjolkan.
Salah satunya, dengan adanya sayembara teka-teki silang Bahasa Buol. Lomba ini tidak sekedar ingin mengajak kita semua mengembalikan kecintaan terhadap
Bahasa Buol dan menggunakannya sehari-hari. Interaksi seru antar generasi lebih muda dan orang tua dapat terjadi ketika mengisi TTS tersebut. Secara tidak langsung, cara lomba ini diadakan pun mencerminkan apa yang dilakukan tau tembo muno: menulis manual dan mengantarkannya ke kotak surat
2. Tidak hanya kuliner
Walaupun judulnya event kuliner, Buologic IV akan menyuguhkan hal lain yang tidak kalah menarik. Mea nilo tembo muno (permainan jadul) seperti sigi-sigi, penjara, goli, kebu akan coba dihadirkan. Lebih lanjut, pertunjukan seni terutama terinspirasi dari budaya tembo muno juga akan ditampilkan. Mogunugon, morleged, mopanjung dengan iring-iringan gambus khas Buol adalah komponen penting dalam pertunjukan seni spesial yang akan dihadirkan nantinya.
3. Ajang interaksi antar generasi
Walaupun sasaran utama Buologic IV adalah anak muda kisaran generasi milenial dan genZ, acara ini tetap relevan untuk semua usia. Sembari menikmati jajanan tembo muno dan acara lain yang disuguhkan Buologic, pasti ada banyak cerita-cerita tembo muno yang bisa dibahas bersama tilo dudulyakanoto.
“Ti mama kamkomonu kodotia tembo mosikolya agi uma…”, misalnya.
Cerita-cerita orang tua jaman baheula yang mungkin detail-detailnya jarang terbahas, bisa dikenang lagi bersama-sama melalui Buologic-IV.
4. Diusung secara gotong royong
Dalam proses persiapannya, semuanya dilakukan dengan menerapkan pola-pola budaya komunal dan semangat kolektivisme. Secara teknis, bahkan tidak ada skema sponsorship di dalam pembiayaannya, melainkan murni gotong royong. Semuanya dapat berkontribusi baik dalam bentuk tenaga, finansial, maupun barang/fasilitas yang dibutuhkan, melebur sebagaimana masyarakat tembo muno bahu membahu dalam kehidupan sehari-hari.
5. Minim sampah
Konsisten terlibat dalam menanggapi isu-isu lingkungan khususnya di Kabupaten Buol, Bolregie melalui Buologic IV ingin memberi contoh kecil di lingkup Kab. Buol, bahwa sebuah event dapat terselenggara dengan tetap minim sampah. Sebisa mungkin, acara ini menggunakan bahan-bahan organik yang dapat terurai kembali ke alam, bukan malah menghasilkan lebih banyak sampah. Bahan-bahan asli buol seperti kombuno, kuang (kulit batang sagu), dan bahan lain terutama yang merupakan bekas pakai digunakan terutama untuk keperluan perlengkapan dan dekorasi acara ini.