Otak Ini Berbahaya, ada Industri Baru di Dalamnya

Penulis :
Moh. Taufik Abdullah, SE. ME.
Peneliti di Institut Kajian Keuangan Negara dan Kebijakan Publik (IK2NKP).

taufik-abdullah-batalipu-se-me-putra-daerah-buol-sulawesi-tengah-alumni-cumlaude-trisakti-pegiat-demokrasi-pengurus-knpi-hmi-dan-peneliti-di-institut-kajian-keuangan-negara-dan-kebijakan-publik-ik2nkp

Opini - Kata Revolusi menunjukkan perubahan yang radikal dan mendadak. Sepanjang perjalanan sejarah manusia, revolusi terjadi ketika teknologi-teknologi mutakhir dan gerak-gerak baru dalam melihat dunia yang memicu perubahan mendalam pada sistem ekonomi serta struktur sosial. Pada konteks sejarah tersebut, bahwa unsur kemendadakan tersebut tetap membutuhkan proses waktu bertahun-tahun untuk kita menyadarinya. 

Dari sekian banyak dinamika yang terjadi, tantangan yang beragam dan mengagumkan yang kita hadapai saat ini, paling hebat dan penting adalah bagaimana memahami serta membentuk revolusi teknologi baru, yang memerlukan tidak kurang dari suatu transformasi umat manusia dalam membentuk suatu peradaban. 

Kita berada di awal perjalanan revolusi yang secara fundamental telah mengubah cara pandang kita hidup, bekerja, dan berhubungan dengan yang lain. Dalam hal skala, cakupan, serta kompleksitasnya, apa yang saya sebut sebagai revolusi 4.0 ini belum pernah dirasakan umat manusia di abad sebelumnya. 

Sementara itu kita belum sepenuhnya menangkap kekuatan dan luasan kecepatan revolusi baru ini. Bayangkan saja kemungkinan-kemungkinan yang tak terbatas untuk menghubungkan miliyaran manusia melalui perangkat-perangkat bergerak, yang mampu meningkatkan potensi dari proses, kemampuan penyimpanan dengan skala besar, serta pada akses ilmu pengetahuan yang belum pernah ada dan terjadi sebelumnya. 

Pikirkan juga sebagaimana perjumpaan yang mengagetkan kita dari terobosan-terobosan baru di bidang teknologi yang meliputi bidang seperti kecerdasan buatan AI (artificial intellegence), IoT (internet of things), internet dengan segala kendaraan yang otomatis, bioteknologi, nanoteknologi, percetakan tiga dimensi, penyimpanan energi, nanoteknologi, serta komputasi kuantum. 

Banyak dari kebaruan karya inovasi belum sangat matang, namun karya-karya tersebut telah mencapai titik dasar dalam perkembangannya, sebagaimana mereka membangun dan mendukung satu sama lain dalam fusi teknologi yang melintasi dunia digital, fisik, serta biologis. 

Saat ini, kita sedang menyaksikan nilai pergeseran yang meliputi semua industri, yang ditandai dengan munculnya berbagai model bisnis baru, serta kembali pembentukan sistem produksi, konsumsi, transportasi, dan pengiriman. Dalam konteks kemasyarakatan, pergeseran paradigma sedang terjadi dalam cara kita bekerja dan berkomunikasi, sebagaimana kita mengekspresikan, mencari informasi, serta menghibur diri kita sendiri.

Sejalan dengan itu, pemerintah dan institusi harus lebih tanggap dan peka dalam memperhatikan hal tersebut sebagaimana juga sistem pendidikan, kesehatan, dan transportasi juga mengalami pembentukan ulang. Cara baru dalam menggunakan teknologi yang mengubah perilaku serta sistem produksi dan konsumsi juga menawarkan kemungkinan untuk mendukung regenerasi sebagaimana pemeliharaan lingkungan alam, ketimbang menciptakan biaya tersembunyi dalam bentuk eksternalitas. Perubahan ini sungguh akan membentuk sejarah baru, baik dalam hal ukuran, kecepatan, maupun cakupannya. 

Sementara itu, ketidak pastian yang mendalam mengepung perkembangan-perkembangan dalam penerapan karya teknologi baru yang mutakhir, yang berarti bahwa kita belum tahu bagaimana karya teknologi tersebut bertransformasi yang digerakkan oleh revolusi industri ini akan menyeruak, kerumitan dan kesalingterhubungan di dalamnya yang mencakup berbagai sektor mengandung arti bahwa semua pemegang kepentingan masyarakat global (pemerintah, perusahaan,  akademisi, dan masyarakat madani) memiliki tanggung jawab untuk bekerja sama demi pemahaman yang lebih baik atas tren-tren tersebut. 

Secara khusus, pemahaman bersama tersebut sangat mendesak untuk dibentuk apabila kita hendak membentuk masa depan kolektif yang mencerminkan tujuan atau nilai-nilai bersama. Kita harus memiliki satu pandangan bersama yang konperhensif dan global tentang bagaimana teknologi mengubah hidup kita dan kehidupan generasi-generasi yang akan datang, serta bagaimana teknologi membentuk ulang manusia dalam konteks ekonomi, sosial, politik, budaya yang kita hadapi. 

Oleh karena itu perubahan-perubahan tersebut sedemikian mendalam sehingga, dari perspektif perjalanan sejarah manusia, tidaklah pernah ada masa yang seperti abad ke-21 sekarang ini, yang memberi janji atau bahaya yang lebih besar darinya. Akan tetapi yang menjadi perhatian saya adalah bahwa para pembuat keputusan terlalu sering terperangkap dalam paradigma berpikir yang terlalu tradisional dan linear (non disruptive), atau terlalu terserap dalam perhatian mendesak untuk berpikir secara strategis mengenai bagaimana gangguan dan inovasi dengan kuatnya membentuk masa depan kita.

*Konten tajuk Opini adalah pandangan pribadi penulis yang dapat dipertanggungjawabkan olehnya sesuai dengan kapasitas dan keahliannya, tulisan ini tidak mewakili pandangan redaksi Buol Online.

> Baca Juga: Momentum Hari Bhakti Transmigrasi, Ini Harapan dan Penyampaian Kepala Dinas Nakertrans Buol!!

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari buolonline.com, mari bergabung di Grup WhatsApp "buolonline.com", caranya klik link berikut chat.whatsapp.com/Fmh879BC3ca21UZkH9Wf3X kemudian klik gabung, temukan juga kami di Facebook Buol Online dan Instagram @BuolOnline.
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url
Kami menerima siaran pers untuk kegiatan sosial dan nonprofit secara Gratis! Pasang Iklan Banner dan Artikel Iklan di Buol Online mulai Rp 350 ribu, untuk Media Partner dan kontrak kerjasama jangka panjang hubungi Admin PT. Buolpedia Media Indonesia di 0822-9631-0002