Mengapa Bahasa Buol Termasuk Bahasa Daerah yang Unik?
Mirip Bahasa Korea dan Jawa, ternyata bahasa Buol ada tingkatan kesopanannya! Apa lagi hal unik lainnya dari Bahasa daerah yang satu ini? Ayo simak selengkapnya di bawah ini.
Bahasa Pemersatu Orang Buol
Dari ujung Umu sampai Lakuan, hanya ada satu Bahasa Daerah, yakni Bahasa Buol. Uniknya, meski dialek yang digunakan relatif beragam berdasarkan regional kecamatan tertentu, seluruh masyarakat Buol menggunakan Bahasa daerah yang sama. Misalnya, dialek Bahasa Buol Lakea dan Paleleh akan terdengar berbeda. Perbedaan variasi Bahasa Buol terutama dari segi intonasi relatif menonjol di beberapa daerah tertentu. Hal ini menjadi salah satu alasan mengapa Bahasa Buol itu unik, sebab selain menjadi wujud kekayaan dan keberagaman daerah, Bahasa Buol tetap dapat menjadi pemersatu masyarakat Buol.
Memiliki Tingkatan Kesopanan
Dalam Bahasa Buol, pilihan bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi dengan orang tua hingga teman sebaya dapat berbeda sebab memiliki tingkatan kesopanan.
Para fans K-Drama tentu familiar dengan tingkatan seperti ini dalam Bahasa Korea. Melansir Gogohanguk, terdapat 7 level penuturan Bahasa Korea berdasarkan tingkat kesopanannya. Tiga tingkatan yang paling sering digunakan, dari yang sifatnya formal untuk menunjukkan rasa hormat hingga akrab yakni: bahasa hormat (높임말 = nopimal), bahasa sopan (존댓말 = jondaenmal) dan bahasa tidak sopan atau akrab (반말 = banmal).
Di Indonesia, hal serupa juga salah satunya dikenal dalam Budaya Bahasa Jawa, yang memiliki tingkatan kesopanan dari Ngoko, Madya, hingga Krama, sebagaimana dilansir Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya.
Dalam Bahasa Buol sendiri, terdapat tingkatan yang membedakan cara bertutur berdasarkan kesopanan. Misalnya untuk kata makan sebagai kata kerja, urutannya dari yang paling sopan hingga akrab bahkan kasar antara lain sebagai berikut : morojiki, mongaan, momilandak, momutak tinae.
Memiliki Konsonan Rangkap
Selain juga menggunakan 22 konsonan umum yang dikenal dalam Indonesia, dalam Bahasa Buol terdapat 2 (tiga) konsonan unik yakni 'BV', LR, dan 'LY'.
1. Konsonan 'BV'
Konsonan ini dilafalkan dengan bunyi tebal seperti bunyi 'v' pada kata vitamin atau vaccine dalam Bahasa Inggris.
Contoh:
- Bvuolyo (Buol)
- Kabvubvu (bubur)
- Bvulyaan (emas)
- Subvu (subuh)
2. Konsonan 'LR'
Konsonan ini dilafalkan dengan meleburkan secara cepat bunyi L dan R seakan-akan cadel.
Contoh:
- Lripu (kampung halaman)
- Palre (nasi)
- Bolre (rumah)
- Tulrit (tulisan)
3. Konsonan 'LY'
Konsonan ini dilafalkan dengan cara tidak memperjelas pantulan bunyi Y. Misalnya untuk kata 'Buaya'. Kata ini diketahui dilafalkan dengan bunyi pantulan 'ia' yang jelas: 'buaia'. Bunyi tersebut dihasilkan saat lidah ditarik ke dalam dengan posisi terhalang gigi.
Namun, jika seandainya konsonannya diganti dengan konsonan LY, 'Bualya', maka kata tersebut dilafalkan dengan bunyi pantulan 'ea' yang cepat: 'buaea'. Bunyi ini dihasilkan dari posisi lidah yang sedikit mengarah ke arah depan, dengan posisi mulut yang lebih terbuka.
Contoh:
- Bvuolyo (Buol)
- Lyaing (daun)
- Kalyaik (teriak)
- Kolyo (juga)
> Baca Juga: Bukan Marvel, Ini Talokan Versi Indonesia Surga Tersembunyi Di Kabupaten Buol
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari buolonline.com, mari bergabung di Grup WhatsApp "buolonline.com", caranya klik link berikut chat.whatsapp.com/Fmh879BC3ca21UZkH9Wf3X kemudian klik gabung, temukan juga kami di Facebook Buol Online dan Instagram @BuolOnline.